berikut adalah artikel IPA SMK TEKNIK buat kelas XII tentang kemagnetan (sebenarnya sih salah satu tugas yang gue buat, buat some one sih)...
semoga bermanfaat...
Bila dalam suatu
pengantar terus menerus terjadi perpindahan muatan listrik (elektron), maka di
dalam pengantar itu akan ada arus listrik. Arah arus listrik adalah berlawanan
dengan arah gerak elektronnya.
semoga bermanfaat...
KEMAGNETAN
Pada
era teknologi yang serba modern ini magnet memegang peranan yang
sangat penting.
Dari pengembangan sains, telah berhasil membuat alat transportasi yang menggunakan magnet yang disebut kereta api monorel. Berbagai alat menggunakan magnet seperti alat-alat rumah tangga dan alat-alat komunikasi. Apakah sebenarnya magnet itu? Bagaimanakah prinsip kerja alat-alat itu berdasarkan kemagnetan?
Dari pengembangan sains, telah berhasil membuat alat transportasi yang menggunakan magnet yang disebut kereta api monorel. Berbagai alat menggunakan magnet seperti alat-alat rumah tangga dan alat-alat komunikasi. Apakah sebenarnya magnet itu? Bagaimanakah prinsip kerja alat-alat itu berdasarkan kemagnetan?
KEMAGNETAN BAHAN
Kita
dapat menggolongkan benda
berdasarkan sifatnya. Pernahkah kamu melihat benda yang dapat
menarik benda logam lain? Kemampuan suatu benda menarik benda lain yang berada
di dekatnya disebut kemagnetan.
Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain
dibedakan menjadi dua, yaitu benda magnet dan benda bukan magnet.
Namun, tidak semua benda yang berada
di dekat magnet dapat ditarik. Benda yang dapat ditarik magnet disebut
benda magnetik. Benda yang tidak dapat ditarik
magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda
yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan
ada yang ditarik secara
lemah. Oleh karena itu,
benda dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda
feromagnetik, benda paramagnetik, dan benda diamagnetik. Benda yang
ditarik kuat oleh magnet disebut benda feromagnetik.
Contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang
ditarik lemah oleh magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina,
tembaga, dan garam. Benda yang ditolak oleh magnet dengan lemah
disebut benda diamagnetik. Contohnya timah, aluminium, emas,
dan bismuth.
Benda-benda
magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu
ada yang mudah dan ada yang sulit
dijadikan magnet. Baja sulit untuk dibuat
magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya
tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk membuat magnet
tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah
menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang.
Oleh karena itu, besi digunakan untuk membuat magnet
sementara.
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri magnet-magnet
kecil yang disebut magnet elementer. Cobalah mengingat kembali teori partikel
zat di kelas VII. Rinsip membuat magnet adalah mengubah susunan magnet
elementer yang tidak beraturan menjadi searah dan teratur. Ada tiga cara
membuat magnet, yaitu menggosok, induksi, dan arus listrik.
1. Membuat Magnet dengan Cara
Menggosok
Besi
yang semula tidak bersifat magnet, dapat
dijadikan magnet. Caranya besi digosok dengan salah satu ujung magnet
tetap. Arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang terdapat pada
besi letaknya menjadi teratur dan
mengarah ke satu arah.
2. Membuat Magnet dengan Cara Induksi
Besi dan baja
dapat dijadikan magnet dengan cara induksi
magnet. Besi dan baja diletakkan di dekat
magnet tetap. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan
baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap yang
menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu
arah. Besi atau baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk
besi yang berada di dekatnya.
Ujung
besi yang berdekatan dengan kutub magnet
batang, akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet
penginduksi. Apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan ujung A besi,
maka ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi kutub
utara atau sebaliknya
3. Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik
Selain dengan cara
induksi, besi dan baja dapat dijadikan
magnet dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihu- bungkan
dengan baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan
terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini
menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu
arah. Besi atau baja akan menjadi
magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.
Magnet yang demikian disebut magnet listrik atau elektromagnet.
Besi
yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub magnet yang
terbentuk bergantung pada arah arus ujung kumparan. Jika arah arus
berlawanan jarum jam maka ujung besi
tersebut menjadi kutub utara. Sebaliknya, jika arah arus searah putaran
jarum jam maka ujung besi tersebut terbentuk
kutub selatan. Dengan demikian, ujung A kutub utara dan B
kutub selatan atau sebaliknya.
Setelah kita dapat
membuat magnet tentu saja ingin
menyimpannya. Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka
dalam menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada
kutub magnet. Pemasangan angker bertu- juan untuk mengarahkan magnet elementer
hingga membentuk rantai tertutup. Untuk menyimpan dua buah magnet batang
diperlukan dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub magnet yang
berlawanan. Jika berupa magnet U untuk menyimpan diperlukan satu angker
yang dihubungkan pada kedua kutubnya. Kita sudah mengetahui
benda magnetik dapat dijadikan magnet. Sebaliknya
magnet juga dapat dihilangkan kemagnetannya. Bagaimana caranya?
Sebuah magnet akan hilang sifat
kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus
listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan
dan pemukulan akan menyebabkan
perubahan susunan magnet
elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi
tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus
listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan
arah arus listrik memengaruhi letak dan arah magnet
elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer berubah, sifat kemagnetannya
hilang. Setelah mengetahui sekilas mengenai magnet dan pembuatannya, pada
uraian selanjutnya kita akan mempelajari mengenai pola arus magnet.
Magnetisme adalah salah satu fenomena yang
terjadi pada materi/benda yang
dapat memberikan gaya (menarik
atau menolak) terhadap benda lainnya. Beberapa benda yang memiliki sifat magnet
adalah besi, dan beberapa baja, serta mineral
Iodeston; namun, seluruh benda pasti terpengaruh oleh adanya gaya ini
walaupun kecil.
Suatu
magnet adalah materi yang mempunyai medan magnet. Materi tersebut bisa dalam
wujud magnet tetap maupun magnet tidak tetap. Magnet yang
sering kita dapati sekarang ini kebanyakan adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu:
kutub Utara (North/ N) dan kutub Selatan (South/ S). Walaupun magnet itu
dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnetisme terlihat di sekitar kawat berarus
listrik atau di sekitar magnet itu sendiri. Wujud dari gaya magnet adalah
adanya garis-garis
medan magnit yang terbentuk oleh serbuk besi dan magnet
(misal: magnet batang) di atas
selembar kertas.
Ada tiga aturan garis-garis medan
magnet, yaitu :
- Garis-garis medan magnet tidak pernah memotong satu sama lain
- Garis-garis medan magnet selalu keluar dari kutub utara dan memasuki kutub selatan dan membentuk kurva tertutup.
- Jika garis-garis medan magnet di daerah tertentu rapat, maka medan magnetis pada daerah itu kuat, demikian sebaliknya jika garis-garis medan magnet renggang, maka medan magnetis di daerah itu lemah.
Garis-garis Medan Magnet
Di
bawah ini adalah link video-animasi tentang garis-garis medan. Hasilnya sangat
realistis, yang menggambarkan kehidupan rahasia dari medan magnet yang tak terlihat. Semua kejadian berlangsung di
sekitar NASA’s Space Sciences
Laboratories, UC Berkeley, yang menggambarkan penemuan para ilmuan.
GAYA MAGNETIK
Gaya magnetik adalah gaya dasar yang terjadi
akibat adanya muatan listrik yang bergerak memotong medan magnetik. Gaya magnetik
juga bisa terjadi karena adanya penghatar lurus berarus listrik memotong medan
magnetik ataupun adanya dua penghantar lurus atau lebih yang sejajar dan
berarus listrik. Gaya magnetik tidak bekerja pada partikel maupun penghantar. Gaya magnetik
dapat merubah arah gerakan partikel dan juga penghantar.
MEDAN MAGNET DI SEKITAR ARUS LISTRIK
Arah penyimpangan magnet
jarum kompas ketika berada di sekitar arus
listrik dapat diterang- kan sebagai berikut.
Anggaplah arus listrik terletak di
antara telapak tangan kanan dan magnet jarum kompas.
Jika arus listrik searah dengan keempat
jari, kutub utara magnet jarum akan me-
nyimpang sesuai ibu jari. Cara penentuan arah sim- pangan
magnet jarum kom- pas demikian disebutkai- dah telapak tangan
kanan.
Medan
magnet di sekitar kawat berarus listrik
ditemukan secara tidak sengaja oleh Hans Christian Oersted
(1770-1851), ke- tika akan memberikan kuliah bagi mahasiswa. Oersted menemukan
bahwa di sekitar kawat berarus listrik magnet jarum kompas akan bergerak
(menyimpang). Penyimpangan magnet jarum kompas akan makin besar
jika kuat arus listrik yang mengalir
melalui kawat diperbesar. Arah penyimpangan jarum kompas bergantung
arah arus listrik yang mengalir dalam kawat.
Gejala
itu terjadi jika kawat dialiri arus listrik. Jika kawat tidak dialiri arus
listrik, medan magnet tidak terjadi sehingga magnet jarum kompas tidak bereaksi.
Perubahan
arah arus listrik ternyata
juga memengaruhi perubahan arah penyimpangan
jarum kompas. Perubahan jarum kompas menunjukkan
perubahan arah medan magnet.
Bagaimanakah
menentukan arah medan magnet di sekitar
penghantar berarus listrik?
Jika
arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub selatan
menuju kutub utara, kutub utara jarum kompas menyimpang berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
Jika
arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub utara menuju
kutub selatan, kutub utara jarum kompas menyimpang searah dengan arah putaran
jarum jam.
1. Pola Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Gejala
penyimpangan magnet jarum di sekitar arus
listrik membuktikan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan magnet.
Arah
medan magnet yang ditimbulkan arus listrik dapat diterangkan melalui aturan
atau kaidah berikut. Anggaplah suatu peng- hantar berarus listrik digenggam
tangan kanan. Perhatikan Gambar
11.18.
Jika arus listrik searah ibu jari, arah medan magnet yang timbul searah keempat
jari yang menggenggam. Kaidah yang demikian disebut kaidah tangan kanan
menggenggam.
2. Solenoida
Pada
uraian sebelumnya kamu sudah mempelajari
medan magnet yang timbul pada penghantar lurus.
Bagaimana jika peng- hantarnya melingkar dengan jumlah
banyak? Sebuah penghantar melingkar jika dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan listrik seperti Gambar 11.19. Penghantar melingkar
yang berbentuk kumparan panjang disebut solenoida.
Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar daripada yang
ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar, apalagi oleh
sebuah penghantar lurus. Tahukah kamu mengapa
demikian?
Jika
solenoida dialiri arus listrik maka akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus
listrik bergantung pada kuat arus listrik dan banyaknya kumparan. Garis-garis
gaya magnet pada solenoida merupakan gabungan dari garis-garis gaya magnet dari
kawat melingkar. Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet
yang sama dengan medan magnet sebuah
magnet batang yang panjang.
Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub,
yaitu ujung yang satu merupakan kutub utara
dan ujung kumparan yang lain merupakan
kutub selatan.
Gambar :
Besar induksi magnetik dalam
solenoide.
Jari-jari penampang solenoide a,
banyaknya lilitan N dan panjang solenoide 1. Banyaknya lilitan pada dx adalah : atau n dx, n banyaknya lilitan tiap
satuan panjang di titik P.
Bila 1 sangat besar dibandingkan
dengan a, dan p berada di tengah-tengah maka a1= 0 0 dan a2 = 180 0
Induksi magnetik di tengah-tengah
solenoide :
Bila p tepat di ujung-ujung solenoide
a1= 0 0 dan a2 = 90 0
Toroida
Sebuah solenoide yang dilengkungkan
sehingga sumbunya membentuk lingkaran di sebut Toroida.
Bila keliling sumbu toroida 1 dan
lilitannya berdekatan, maka induksi magnetik pada sumbu toroida.
N banyaknya lilitan dan R jari-jari
toroida.
LISTRIK ARUS SEARAH
1.
Sumber-Sumber
Arus Searah
Yang
dimaksudkan dengan sumber arus searah adalah berbagai sumber listrik yang dapat
menimbulkan arus listrik konstan (tetap) terhadap waktu.
Berbagai
sumber arus searah
-
Elemen-elemen Elektrokimia
-
Generator Arus Searah
-
Termoelemen
Elemen-elemen elektrokimia
Dalam
reaksi oksida-reduksi ini akan menyangkut perpindahan elektron, bila reaksi ini
terjadi secara spontan dapat dijadikan sumber arus. Perpindahan elektron dalam
larutan dapat dilakukan melalui kawat, sistem semacam ini disebut dengan elemen
elektrokimia. Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi
listrik.
Contoh
dari elemen-elektrokimia adalah :
a) Elemen
Primer
Adalah
elemen elektrokimia yang memerlukan penggantian bahan-bahan pereaksi setelah
sejumlah energi dibebaskan melalui rangkaian luar, misalkan elemen Volta,
Daniel, Lechlance dan Weston.
Kutub
positifnya (anoda) ® Cu
Kutub
negatifnya (katoda) ® Zn
Larutan
kimia yang digunakan adalah H2SO4.
Bila
S (Sakelar) dihubungkan maka pada kawat terjadi aliran arus listrik dari kutub
(+) ke (-) dan aliran elektron dari kutub (-) ke (+).
b) Elemen
Sekunder
Adalah elemen elektrokimia yang dapat
memperbaharui bahan-bahan pereaksinya setelah dialiri arus dari sumber lain
yang arahnya berlawanan dengan arus yang dihasilkan elemen itu. Misalnya
akumulator.
Gambar
akumulator
Jadi pada saat akumulator dipergunakan
arah arusnya berlawanan dengan pada saat akumulator tersebut diisi, demikian
juga kutub-kutub positif dan negatifnya antara kedua kumulator berbeda.
Pada saat kosong berarti tidak dapat
mengeluarkan arus listrik, hal ini disebabkan karena jenis kutub positifnya dan
negatifnya sudah sama.
c) Elemen
bahan bakar
Adalah elemen elektrokimia yang dapat mengubah energi
kimia bahan bakar yang diberikan secara kontinu menjadi energi listrik. Jenis
elemen ini masih dalam tingkat perkembangan. Elemen hidrogen – oksigen ternyata
telah dipergunakan dalam penerbangan angkasa.
Keunggulan elemen ini adalah tidak perlu penggantian
bahan-bahan seperti pada elemen primer atau pengisian pada elemen sekunder.
Generator Arus Searah
Alat yang dapat mengubah energi mekanik (gerak) menjadi
energi listrik dinamakan generator, prinsip kerja dari generator adalah
peristiwa induksi. Apabila kumparan kawat pengantar digerakkan didalam medan
magnet dan memotong garis-garis gaya medan magnetnya akan timbul gaya gerak
listrik induksi, kemudian akan terjadi arus listrik.
Bagian-bagiannya :
S = Sikat
menempel pada K
K = Komulator
E = Sumber tegangan yang memberikan arus
searah
R = Rheostat
US
= Kutub magnet tetap yang memberikan
medan homogen
Termoelemen
Pada tahun 1826 Thomas Johann Seebach menemukan peristiwa
terjadinya arus listrik karena perbedaan suhu.
Jadi
bila sebatang logam suhu ujung-ujungnya tidak sama, sehingga akan terjadi
perpindahan elektron dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya, arus listrik
yang timbul karena perpindahan elektro tersebut dinamakan arus termolistrik dan
gaya gerak listriknya dinamakan gaya gerak listrik Seebach. Gejala ini
menunjukkan kalor (panas) berubah menjadi energi listrik.
Gaya
gerak listrik Seebach inilah yang dapat dijadikan dasar untuk membuat
termoelemen.
Arus Listrik
|
i = kuat arus
listrik, arah arus listrik berlawanan arah dengan arah elektron (negatif) dan
searah dengan arah muatan positif.
Yang
dimaksudkan dengan kuat arus adalah jumlah muatan yang menembus penampang suatu
pengantar persatuan waktu. Jadi bila sejumlah muatan Q menembus penampang
pengantar dalam waktu t, kuat arus i dituliskan:
................................................................................................. (2
– 1)
Q = jumlahmuatan yang mengalir (coulomb)
t = waktu yang diperlukan (detik)
i
= kuat arus listrik (Ampere).
Bila luas penampang yang dilewati arus sebesar A, maka
rapat arusnya:
J = ................................................................................................. (2
– 2)
Rapat arus (J) didefinisikan sebagai kuat arus persatuan
luas penampang, J mempunyai satuan ampere/m2.
Contoh 1 :
Suatu kawat
pengantar dengan luas penampang 1 cm2, kemudian mengalir muatan
sebesar 100 m C dalam waktu satu detik. Tentukanlah rapat arusnya.
Penyelesaian :
Q = 100 m C = 100 x 10-6 C = 10-4 C
A = 1 cm2 = 10-4 m2
t = 1 detik
i = = = 10-4 ampere
J = = = 1 Ampere/m2
Hambatan Dalam dan Gaya Gerak Listrik
Kuat arus dalam suatu pengantar tergantung dari kuat
medan listrik E dalam pengantar, sedangkan sifat pengantar dari suatu bahan
disebut hambatan jenis r. Hambatan jenis didefinisikan sebagai perbandingan
antara kuat medan dengan rapat arusnya.
r = ................................................................................................. (2
– 3)
E = kuat medan listrik
J = rapat arus listrik
r = hambatan
jenis
Misalkan beda
potensial antara ujung-ujung suatu kawat yang panjangnya L adalah V, kuat medan
listrik dalam pengantar tersebut E, maka dengan mempergunakan persamaan (2 – 3)
akan didapatkan :
E = (ingat V = E .
d)
J =
Maka :
r = = =
atau :
i = ....................................................................................... (2
– 4)
dimana r L/A disebut hambatan suatu pengantar
R = r .......................................................................................... (2
– 5)
Hambatan suatu kawat tergantung dari :
-
Hambatan
jenis pengantarnya (r)
-
Panjang
kawat (l)
-
Luas
penampang kawat (A)
Bila persamaan (2 – 5) dimasukkan kedalam persamaan (2 –
4) akan didapatkan :
i = ............................................................................................. (2
– 6)
Persamaan (2 – 6) dikenal dengan hukum Ohm
2. RANGKAIAN
ARUS SEARAH
Susunan Hambatan
Seperti telah diterangkan pada pasal 1.3. bab 2 ini,
hambatan suatu pengantar tergantung dari panjang, luas penampang dan hambatan
jenis kawat. Ternyata hambatan suatu pengantar juga dipengaruhi suhu pengantar
karena hambatan jenis pengantar tergantung dari suhunya, yang ditunjukkan oleh
persamaan berikut ini.
rt = ro
(1 + a . Dt)
............................................................................ (2
– 7)
ro = hambatan jenis kawat mula-mula (ohm.m)
rt = hambatan jenisnya setelah suhu dinaikkan
(ohm.m)
a = tetapan suhu (per oC)
Dt = perubahan suhunya (oC)
Karena
hambatan suatu kawat tergantung dari suhunya, maka hambatan kawat yang
tergantung dari suhunya memenuhi persamaan.
Rt = R0 (1 + a . Dt) ........................................................................... (2
– 8)
R0 = hambatan kawat mula-mula (ohm)
Rt = hambatan kawat setelah suhunya dinaikkan
(ohm)
a
=
tetapan suhu (per oC)
Dt = perubahan suhunya (oC)
Contoh 2 :
Diketahui
hambatan jenis suatu logam pada suhu 25oC sebesar 10-6
ohm.m dengan koefesien suhu 0,005 /oC. Maka hambatan jenis logam
tersebut pada suhu 125oC adalah
Penyelesaian :
r0 = 10-6 ohm.m
a = 0,005/oC
Dt = 125oC
– 25oC = 100oC
maka :
rt = r0
(1 + a . Dt)
= 10-6 (1 + 0,005 . 100)
= 10-6 (1 + 0,5)
= 1,5 x 10-6 ohm.m
Kesimpulan :
1.
Hambatan
jenis pengantar tergantung dari:
-
Jenis
pengantarnya (jenis logamnya)
-
Suhu
pengantar
2.
Hambatan
pengantar tergantung dari :
-
Panjang
pengantar
-
Luas
penampangnya
-
Jenis
pengantarnya (hambatan jenis)
-
Suhu
pengantar
a)
Susunan
Seri
Untuk menentukan besarnya hambatan pengganti dari
beberapa buah hambatan yang dipasang secara seri persamaan:
Rp = R1 + R2 + R3
Rp = hambatan pengganti (gabungan)
Atau dituliskan
Rp = S Rn ........................................................................................ (2
– 9)
Dengan
n = 1, 2, 3, ......
Pada
hambatan-hambatan yang dipasang secara seri, maka kuat arus listrik yang
mengalir pada tiap-tiap hambatan adalah sama.
b)
Susunan
Paralel
Pada
setiap hambatan yang dipasang secara paralel, beda potensial listriknya
(tegangan listriknya) pada tiap-tiap hambatan adalah sama.
Hambatan
penggantinya:
= + +
atau
= S .................................................................................... (2
– 10)
dengan n = 1,
2, 3, 4, ....
c)
Susunan
Majemuk, Seri dan Paralel
(i)
Maka
hambatan yang diselesaikan dulu adalah yang paralel R2 dengan R3.
= +
Kemudian
R1 dijumlahkan dengan R2,3 secara seri
Rp
= R1 + R2,3
(ii)
Jumlahkan
dulu R2, R6 dan R4 secara seri hasilnya kita
anggap Rp1
Rp1
= R2 + R6 + R4
Gambar
menjadi
Gabungan
R5 dengan Rp1 secara paralel, hasilnya kita sebut Rp2
= +
Sehingga
hambatan penggantinya menjadi
Rp
= R1 + Rp2 + R3
Contoh
3 :
Dari
rangkaian di bawah ini, tentukanlah hambatan penggantinya dari a ke b.
R1
= 3 W
R2 = 6 W
R3 = 2 W
R4 = 5 W
R5 = 1 W
Penyelesaian
:
R1,
R2 dan R3 diparalelkan :
= + +
=
= =
Rp1 = 1 W
Kemudian
jumlahkan Rp1, R4 dan R5 secara seri
Rp = Rp1 + R4 + R5
= 1 + 5 + 1 = 7 W
Jadi
hambatan dari a ke b ® Rab = 7 W
(iii)
Hambatan Jembatan Wheatstone
Adalah
susunan hambatan-hambatan yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dijumlahkan secara seri maupun paralel, dan harus diselesaikan secara khusus,
ini disebut dengan hambatan jembatan wheatstone.
|
Gambar
(a), (b) dan (c) semuanya adalah sama, merupakan susunan hambatan jembatan
wheatstone.
Cara
menentukan hambatan penggantinya:
(1)
Apabila
perkalian silang antara R1 . R3 adalah sama dengan R2
. R4, maka hambatan yang ditengah (R5 tidak berfungsi)
Contoh : R1
= 1 W
R2 = 2 W
R3 = 4 W
R4 = 2 W
R5 = 3 W
Maka
R1 . R3 = R2
. R4
Sehingga R5 yang
nilai hambatannya 3 W tidak berfungsi.
Jadi
rangkaiannya menjadi lebih sederhana.
R1
= 1 W
R2 = 2 W
R3 = 4 W
R4 = 2 W
Jumlahkan
R1 dengan R4 secara seri:
Rp1 = R1 + R4 = 1 + 2 = 3 W
Jumlahkan
R2 dengan R3 secara seri
Rp2 = R2 + R3 = 2 + 4 = 6 W
Jumlahkan
Rp1 dengan Rp2 secara paralel.
= +
=
Rp = = 2 W
Jadi
hambatan penggantinya 2 W
(2)
Apabila
perkalian silang R1 . R3 tidak sama dengan R2
. R4 maka hambatan-hambatan itu harus diganti dengan hambatan baru,
seperti gambar di bawah ini.
R1,
R2 dan R5 diganti dengan Ra, Rb dan
Rc.
Sehingga akan
menjadi
Dapat
dijumlahkan lagi secara sederhana
Ra =
Rb =
Rc =
Contoh
4:
Dari
sebuah rangkaian jembatan Wheatstone di bawah ini, tentukanlah hambatan
penggantinya
R1 = 1 W
R2 = 3 W
R3 = 2 W
R4 = 2 W
R5
= 4 W
Penyelesaian :
·
Rangkaiannya akan diubah menjadi :
·
Gabungkan
Rb dengan R4 secara seri :
Rp1
= Rb + R4 = ½ W + 2 W = 2 ½ W = W
·
Gabungkan
Rc dengan R3 secara seri :
Rp2
= Rc + R3 = 1½ W + 1 W = 2 ½ W = W
·
Paralelkan
Rp1 dengan Rp2
Rp3
= W
·
Terakhir
jumlahkan Ra dengan Rp3 secara seri
Rp
= Ra + Rp3 =
=
Jadi
hambatan penggantinya W
Rangkaian listrik sederhana
(a) Rangkaian
terbuka
E = sumber
tegangan (volt)
r = hambatan
dalam sumber (ohm)
i = kuat
arus listrik
maka tegangan antara titik a dan b adalah :
Vab
= E – ir ................................................................................ (2
– 11)
Vab
disebbut dengan tegangan jepit, yaitu tegangan antara ujung-ujung suatu gaya
gerak listrik (E).
(b) Rangkaian
tertutup
Misalkan arus yang
mengalir pada rangkaian adalah i maka :
(2 – 12)
Contoh 7 :
dari rangkaian
disebelah ini, tentukanlah kuat arus yang mengalir pada setiap bagian
rangkaian.
E = 12 volt
r = 1 W
R1 = 2 W
R 2 = 3 W
Penyelesaian :
= 2 ampere
(c) Rangkaian
dihuhbungkan ketanah
E = 6 volt
r = 1 W
R1 = 3 W
R 2 = 2 W
R 3 = 6 W
Setiap titik pada suatu rangkaian yang dihubungkan
ketanah akan mempunyai potensial nol, dari gambar diatas potensial di b = nol
(Vb = 0) sedangkan arus listriknya tidak ada yang ke tanah.
Penyelesaian gambar diatas :
= 0,5 A
Bila kita tentukan potensial di a dan di c, maka :
Vab = i.R2
Va – Vb = i.R2
Va – 0 =
0,5 . 2
Va =
1 volt
Vbc =
i.R3
Vb – Vc = 0,5
. 6
0 – Vb = 3
Va =
- 3 volt
Rangkaian listrik majemuk
Yang dimaksud dengan rangkaian listrik majemuk adalah
gabungan dari beberapa buah rangkaian sederhana. Sebelum membicarakan rangkaian
majemuk ini akan ditinjau kembali beberapa hukum yang diperlukan :
(a) Hukum
Kirchhoff I
”Jumlah arus menuju suatu titik cabang sama dengan jumlah
arus yang meninggalkannya”.
S imasuk = S ikeluar ....................... (2
– 13)
dari gambar
: i1 + i2 + i3
= i4
(b) Hukum
Kirchhoff II
”Dalam sebuah rangkaian tertutup jumlah aljabar gaya gerak
listrik (E) sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial (i.R)”.
Pada
sebuah loop (1 rangkaian)
(1)
Arus yang mengalir pada seluruh rangkaian adalah sama,
sebesar i.
S E = S i.R
E1 + E2 = i (r1 +r2
+ R1 + R2 + R3)
(2)
E1
– E2 = i (r1 +r2 + R)
Rangkaian
dengan dua loop
-
Pada
setiap loop harus diumpamakan arah putaran arusnya (arah loop).
-
Arus
yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif, yang berlawanan negatif.
-
Dari
satu titik cabang ke titik cabang yang lainnya kuat arusnya adalah sama.
-
Dari
hasil perhitungan akhir, bila kuat arus berharga positif arah diambil adalah
benar, bila negatif berlawanan dengan arah perumpamaan.
Kuat arus pada b
a d e ® i1
pada b c f
e ® i2
pada e b ® i3
Bila kita tinjau titik e.
Hukum Kirchhoff I :
i1 + i2 = i3 ® i3
= i1 + i2
Tinjau masing-masing loop
Loop
I
E1 = i1
r1 + i1 R1 + i3 R2
E1
= i1 r1 + i1
R1 + (i1 + i2) R2
E1
= i1 (r1
+ R1 + R2) + i2 R2
Loop II
E1
= i2 r2 + i2
R3 + i3 R2
E1
= i2 r2 + i2
R3 + (i1 + i2) R2
E1
= i2 (r2
+ R3 + R2) + i1 R2
Contoh
5 :
Dari gambar disamping ini tentukanlah kuat arusnya pada
masing-masing cabangnya.
Penyelesaian :
i3 = i1 + i2
R1
=
2 W
R2 = 5 W
R3 = 3 W
R1 = 1 W
r2 = 1 W
E1 = E2 = 6 V
loop I
E1
= i1 r1 + i1
R1 + i3 R3
E1
= i1 r1 + i1
R1 + (i1 + i2) R3
E1
= i1 (r1
+ R1 + R3) + i2 R3
6 = i1 (1 + 2 + 3) + i2 R3
6 = 6i1 + 3 i2
2 = 2i1
+ i2 ........................................... (1)
loop II
E1
= i2 r2 + i2
R2 + i3 R3
E1
= i2 r2 + i2
R2 + (i1 + i2) R3
E1
= i1 R3 + i2
(r2 + R2 + R3)
6 = i1 . 3 + i2 (1 + 5 + 3)
6 = 3 i1 + 9 i2
2 = i1
+ 3i2 ........................................... (2)
(1) ® 2 = 2i1 + i2
(2) 2x ® 4 = 2i1 + 6i2
-2 = 0 - 5i2
2 = 5i2 ® i2 = 0,4
A
Dari (1) ® 2 = 2i1
+ 0,4
1,6 = 2i1 ® i1 = 0,8
A
maka i3 = i1
+ i2 = 0,8 + 0,4
= 1,2 A
Energi dan daya listrik
Arus listrik yang mengalir (i) melalui suatu hambatan (R)
dan pada beda potensial antara a dan b, Vab.
Telah diketahui bahwa arus listrik terjadi karena adanya
muatan yang bergerak, maka dalam selang waktu dt muatan positif yang pundah
dari a ke b adalah
dq = i . dt
usaha yang dilakukan (W)
dW = V . dq
berarti daya listriknya (P)
P =
P =
Jadi
P
= V . i ............................................................................ (2
– 14)
P
= daya listrik (watt = volt x
Ampere)
V
= tegangan listrik (volt)
i = Kuat arus listrik (Ampere)
menurut
hukum Ohm
V = i . R
Maka persamaan (12
– 14) dapat saja dituliskan menjadi :
P = i2.R
............................................................................. (2
– 15)
Atau P =
Apabila
arus listrik itu mengalir selama 1 detik, maka energi listrik yang terpakai
adalah :
W
= i2.R . t......................................................................... (2
– 15)
Untuk
pemakaian energi listrik dalam jumlah besar dipakai satuan kolowatt-jam (kwh).
Dimana
1 kwh
= 1000 watt x 3600 detik
1 kwh
= 3,6 x 10-6 joule
alat
yang dapat digunakan untuk mengukur daya listruk adalah wattmeter, sedangkan
voltmeter dan Amperemeter dapat digabungkan untuk dipakai mengukur daya
listrik, gabungan ini disebut dynamometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAHKAN TINGGALKAN COMENT KALIAN, BUT NO BASHING YAH (^_*)